Table of Contents
ToggleDual Clutch Transmission: Mengenal Teknologi Transmisi Modern
Dual Clutch Transmission (DCT) adalah sistem transmisi canggih yang dirancang untuk memberikan perpindahan gigi yang lebih cepat dan halus dibandingkan transmisi manual maupun otomatis konvensional. DCT menggunakan dua kopling yang bekerja secara bergantian, satu untuk gigi ganjil dan satu lagi untuk gigi genap. Dengan teknologi ini, perpindahan gigi dapat terjadi tanpa jeda, sehingga meningkatkan efisiensi akselerasi dan performa kendaraan secara keseluruhan. Sistem ini biasanya ditemukan pada mobil-mobil sport atau mobil dengan performa tinggi yang mengutamakan kecepatan respons dan kenyamanan berkendara.
Admin Bengkelly akan membahas mengenai Dual Clutch Transmission terletak pada kemampuan untuk mengombinasikan kemudahan transmisi otomatis dengan efisiensi tenaga transmisi manual. Selain itu, DCT juga membantu mengoptimalkan penggunaan bahan bakar, karena perpindahan gigi yang lebih presisi mengurangi energi yang terbuang. Dengan demikian, DCT menjadi pilihan ideal bagi pengemudi yang menginginkan pengalaman berkendara yang dinamis, responsif, dan efisien.
Jenis Dual Clutch Transmission
Jenis Dual Clutch Transmission (DCT) terbagi menjadi dua kategori utama: Dry Clutch DCT (kopling kering) dan Wet Clutch DCT (kopling basah). Kedua jenis ini memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal performa, daya tahan, serta penggunaannya pada kendaraan. Berikut adalah penjelasan mengenai kedua jenis tersebut:
1. Dry Clutch DCT (Kopling Kering)
Dry Clutch DCT menggunakan sistem kopling kering tanpa pelumas (fluida) pada komponen koplingnya. Teknologi ini umumnya diterapkan pada mobil yang lebih kecil atau yang memiliki output tenaga yang lebih rendah.
a. Cara Kerja
Pada Dry Clutch DCT, kopling bekerja dengan cara mekanis tanpa menggunakan pelumas untuk mendinginkan atau melumasi kopling. Proses perpindahan gigi dilakukan dengan memisahkan dua kopling secara bergantian (satu untuk gigi ganjil dan satu untuk gigi genap), namun tanpa pendingin pelumas.
b. Kelebihan Dry Clutch DCT
- Bobot Lebih Ringan: Karena tidak memerlukan fluida, sistem ini lebih ringan dibandingkan dengan Wet Clutch DCT, sehingga meningkatkan efisiensi bahan bakar.
- Efisiensi Energi: Dry Clutch DCT umumnya lebih hemat energi karena mengurangi gesekan yang disebabkan oleh pelumas.
- Lebih Murah: Dari segi biaya produksi dan perawatan, kopling kering cenderung lebih murah karena tidak memerlukan sistem pendingin yang kompleks.
c. Kekurangan Dry Clutch DCT
- Rentan terhadap Overheating: Karena tidak ada pelumas, kopling kering lebih rentan terhadap panas berlebih (overheating), terutama jika digunakan pada mobil dengan tenaga tinggi atau dalam kondisi lalu lintas stop-and-go.
- Kurang Ideal untuk Beban Berat: Dry Clutch DCT lebih cocok untuk kendaraan ringan atau yang tidak membutuhkan tenaga besar, karena kopling dapat lebih cepat aus dalam kondisi beban tinggi.
d. Penggunaan
Dry Clutch DCT biasanya diterapkan pada mobil kompak atau kendaraan yang dirancang untuk efisiensi bahan bakar, seperti mobil perkotaan atau model hybrid ringan. Beberapa contoh produsen yang menggunakan teknologi ini adalah Volkswagen dengan sistem DSG-nya dan beberapa model Audi.
2. Wet Clutch DCT (Kopling Basah)
Wet Clutch DCT menggunakan fluida transmisi atau pelumas untuk melumasi dan mendinginkan komponen kopling selama operasi. Teknologi ini biasanya ditemukan pada mobil dengan output tenaga yang lebih besar atau yang digunakan dalam kondisi berkendara berat.
a. Cara Kerja
Pada Wet Clutch DCT, kopling ditempatkan dalam bak pelumas yang memungkinkan pelumas untuk mengurangi gesekan dan mendinginkan sistem selama perpindahan gigi. Ini membuat sistem lebih tahan terhadap panas yang dihasilkan selama penggunaan.
b. Kelebihan Wet Clutch DCT
- Kemampuan Menahan Beban Tinggi: Wet Clutch DCT lebih tahan terhadap panas dan gesekan, sehingga cocok untuk mobil dengan performa tinggi atau yang digunakan dalam kondisi berat.
- Lebih Tahan Lama: Karena pelumas melindungi komponen kopling dari keausan berlebih, Wet Clutch DCT cenderung memiliki masa pakai yang lebih panjang dibandingkan Dry Clutch DCT.
- Perpindahan Gigi Lebih Halus: Pelumas membantu perpindahan gigi menjadi lebih halus, mengurangi risiko getaran atau hentakan selama proses perpindahan gigi.
c. Kekurangan Wet Clutch DCT
- Biaya Produksi dan Perawatan Lebih Tinggi: Sistem kopling basah lebih kompleks karena memerlukan sistem pendingin dan pelumasan yang memadai, sehingga biaya produksi dan perawatannya lebih mahal.
- Bobot Lebih Berat: Wet Clutch DCT lebih berat dibandingkan kopling kering karena komponen tambahan seperti fluida dan sistem pendingin.
d. Penggunaan
Wet Clutch DCT sering digunakan pada mobil sport, performa tinggi, atau kendaraan yang membutuhkan tenaga besar. Contohnya adalah Porsche PDK, Ferrari, dan beberapa model performa tinggi dari Audi dan BMW.
3. Kapan Memilih Dry Clutch atau Wet Clutch DCT?
- Dry Clutch DCT: Cocok untuk mobil kecil, efisiensi bahan bakar, dan penggunaan sehari-hari yang ringan. Ini adalah pilihan ideal untuk pengemudi yang menginginkan perpindahan gigi cepat tanpa biaya perawatan yang tinggi.
- Wet Clutch DCT: Ideal untuk kendaraan berperforma tinggi atau mobil sport yang membutuhkan daya tahan ekstra dan performa stabil dalam kondisi ekstrem. Kendaraan dengan tenaga besar akan lebih cocok menggunakan sistem kopling basah ini.
Dual Clutch Transmission terdiri dari dua jenis utama: Dry Clutch DCT yang lebih ringan dan efisien untuk mobil kecil, serta Wet Clutch DCT yang lebih tahan lama dan kuat untuk mobil berperforma tinggi. Pemilihan jenis transmisi ini bergantung pada kebutuhan performa, efisiensi bahan bakar, dan kondisi penggunaan kendaraan. Wet Clutch DCT umumnya lebih mahal, tetapi menawarkan daya tahan dan performa yang lebih baik dalam kondisi berat, sedangkan Dry Clutch DCT lebih hemat dan ringan, cocok untuk penggunaan di mobil kompak dan perkotaan.
Masalah Umum pada Dual Clutch Transmission
Dual Clutch Transmission (DCT) merupakan jenis transmisi otomatis yang menggunakan dua kopling untuk melakukan perpindahan gigi dengan cepat dan halus. Namun, seperti teknologi lainnya, DCT juga memiliki sejumlah masalah umum yang sering dialami oleh pengguna. Berikut adalah penjelasan mengenai masalah umum pada Dual Clutch Transmission (DCT) serta penyebab dan solusi untuk masalah tersebut:
1. Perpindahan Gigi yang Tidak Halus
Gejala
Pengguna DCT sering melaporkan perpindahan gigi yang terasa kasar atau tersentak, terutama pada kecepatan rendah atau ketika berakselerasi dari posisi berhenti.
Penyebab
- Kopling Kering (Dry Clutch DCT): Pada DCT yang menggunakan kopling kering, tidak adanya pelumas untuk menghaluskan gesekan antar komponen bisa menyebabkan perpindahan gigi terasa kasar.
- Software Transmisi: Sistem transmisi modern bergantung pada software untuk mengatur perpindahan gigi. Bug atau pengaturan yang salah dalam software dapat menyebabkan perpindahan yang tidak mulus.
Solusi
- Pembaruan Software (Reprogramming): Produsen sering kali merilis pembaruan perangkat lunak untuk memperbaiki masalah perpindahan gigi. Melakukan pembaruan pada sistem transmisi bisa membantu memperbaiki masalah ini.
- Servis Kopling: Pada kopling kering, perawatan atau penggantian kopling yang aus dapat menghaluskan kembali perpindahan gigi.
2. Overheating (Panas Berlebih)
Gejala
DCT, terutama yang menggunakan kopling kering, sering mengalami overheating, terutama saat digunakan dalam lalu lintas macet atau dalam kondisi stop-and-go yang intens.
Penyebab
- Kopling Kering: Tidak adanya pelumas pada kopling kering membuat komponen ini lebih rentan terhadap panas berlebih saat digunakan terus-menerus dalam kondisi berat.
- Ventilasi yang Buruk: Pada beberapa mobil, ventilasi udara yang tidak memadai di sekitar transmisi dapat memperburuk masalah overheating.
Solusi
- Pendinginan yang Lebih Baik: Menambahkan atau memperbaiki sistem pendinginan pada transmisi dapat membantu mencegah overheating.
- Menghindari Kondisi Berat: Hindari penggunaan kendaraan dalam kondisi lalu lintas padat atau stop-and-go yang berkepanjangan untuk mencegah overheating pada kopling kering.
- Menggunakan Wet Clutch DCT: Untuk kendaraan yang sering digunakan dalam kondisi berat, DCT dengan kopling basah (wet clutch) lebih tahan terhadap panas berlebih.
3. Lag atau Delay dalam Perpindahan Gigi
Gejala
Beberapa pengguna melaporkan adanya jeda atau delay dalam perpindahan gigi ketika menginjak pedal gas, terutama pada gigi rendah.
Penyebab
- Kalibrasi Kopling yang Tidak Optimal: Pada DCT, kopling harus bekerja secara sinkron. Jika kalibrasi kopling tidak tepat, bisa menyebabkan delay saat perpindahan gigi.
- Software yang Bermasalah: Bug atau pengaturan perangkat lunak yang salah juga bisa menyebabkan jeda dalam perpindahan gigi.
Solusi
- Kalibrasi Ulang Kopling: Melakukan servis atau kalibrasi ulang kopling bisa membantu memperbaiki jeda perpindahan gigi.
- Pembaruan Software: Seperti pada masalah perpindahan gigi yang tidak halus, memperbarui software transmisi dapat membantu memperbaiki jeda dalam perpindahan gigi.
4. Kopling Cepat Aus
Gejala
Kopling pada DCT dapat mengalami keausan lebih cepat dibandingkan dengan sistem transmisi lainnya, terutama pada sistem dry clutch DCT.
Penyebab
- Kondisi Berkendara yang Berat: Penggunaan mobil dalam kondisi berat seperti lalu lintas padat, stop-and-go, atau akselerasi agresif bisa menyebabkan kopling cepat aus.
- Desain Kopling Kering: Tanpa pelumas, gesekan antar komponen kopling lebih tinggi, sehingga meningkatkan risiko keausan.
Solusi
- Perawatan Rutin: Melakukan perawatan rutin pada transmisi dan kopling dapat membantu memperpanjang umur kopling.
- Gaya Berkendara yang Lebih Halus: Hindari akselerasi yang agresif dan kurangi penggunaan mobil dalam kondisi berat untuk mengurangi keausan pada kopling.
5. Masalah Sensor Transmisi
Gejala
Pada beberapa kasus, sensor pada sistem transmisi DCT bisa gagal berfungsi, menyebabkan perpindahan gigi yang tidak akurat atau masalah lain seperti lampu peringatan transmisi menyala.
Penyebab
- Kerusakan Sensor: Sensor pada transmisi, seperti sensor kecepatan atau posisi gigi, bisa rusak karena aus atau faktor lingkungan seperti panas dan getaran.
- Kegagalan Perangkat Elektronik: Karena DCT sangat bergantung pada elektronik untuk mengatur perpindahan gigi, kegagalan pada perangkat elektronik dapat memicu masalah transmisi.
Solusi
- Penggantian Sensor: Jika sensor yang rusak terdeteksi, mengganti sensor tersebut akan mengembalikan fungsi normal transmisi.
- Diagnostik Elektronik: Melakukan pemeriksaan diagnostik pada sistem transmisi untuk mendeteksi kegagalan pada perangkat elektronik.
6. Getaran atau Kebisingan yang Tidak Normal
Gejala
Beberapa pengguna melaporkan adanya getaran atau kebisingan yang tidak biasa dari transmisi, terutama pada kecepatan rendah atau saat perpindahan gigi.
Penyebab
- Gesekan pada Kopling Kering: Pada dry clutch DCT, gesekan yang terjadi antar komponen kopling yang tidak dilumasi bisa menyebabkan getaran atau kebisingan yang tidak normal.
- Kerusakan pada Gigi Transmisi: Gigi transmisi yang aus atau rusak juga bisa menyebabkan kebisingan selama perpindahan gigi.
Solusi
- Servis atau Penggantian Kopling: Jika masalah disebabkan oleh gesekan pada kopling, melakukan servis atau penggantian kopling dapat mengatasi masalah ini.
- Penggantian Komponen Transmisi: Jika gigi transmisi yang aus menyebabkan kebisingan, perlu dilakukan penggantian komponen yang rusak.
7. Pengalaman Berkendara yang Kurang Responsif
Gejala
Beberapa pengemudi DCT mengeluhkan bahwa mobil terasa kurang responsif saat berakselerasi dari berhenti atau saat melaju dengan kecepatan rendah.
Penyebab
- Desain Kopling Kering: Pada kopling kering, kopling membutuhkan waktu lebih lama untuk menyambung, terutama saat akselerasi dari berhenti, sehingga memberikan sensasi responsivitas yang lambat.
- Pengaturan Software: Pengaturan software yang salah bisa menyebabkan responsivitas kendaraan menurun.
Solusi
- Pembaruan Software: Menyetel ulang atau memperbarui software transmisi bisa meningkatkan responsivitas berkendara.
- Menggunakan Wet Clutch DCT: Untuk pengemudi yang menginginkan respons lebih cepat, sistem kopling basah bisa menjadi pilihan karena lebih efektif dalam menangani akselerasi dari berhenti.
Meskipun Dual Clutch Transmission (DCT) menawarkan perpindahan gigi yang lebih cepat dan efisien, sistem ini juga menghadapi beberapa masalah umum seperti perpindahan gigi yang tidak halus, overheating, delay, dan kopling cepat aus. Masalah ini sering disebabkan oleh desain dry clutch yang tidak menggunakan pelumas, software yang bermasalah, atau penggunaan kendaraan dalam kondisi berat. Untuk mengatasi masalah ini, perawatan rutin, pembaruan software, dan gaya berkendara yang tepat sangat penting. Wet Clutch DCT biasanya lebih tahan lama dan cocok untuk penggunaan yang lebih berat, meskipun memerlukan biaya perawatan yang lebih tinggi.
Perawatan pada Dual Clutch Transmission
Perawatan Dual Clutch Transmission (DCT) sangat penting untuk menjaga performa transmisi tetap optimal dan mencegah masalah yang umum terjadi. DCT merupakan transmisi yang kompleks dengan perpindahan gigi cepat dan efisien, menggunakan dua kopling yang bekerja secara bergantian. Karena sistem ini bergantung pada elektronik dan mekanis yang rumit, perawatan yang tepat dapat memperpanjang usia transmisi dan meningkatkan pengalaman berkendara. Berikut adalah penjelasan mengenai perawatan pada DCT:
1. Penggantian Oli Transmisi
Pentingnya Penggantian Oli
Pada DCT wet clutch (kopling basah), oli transmisi berfungsi untuk melumasi dan mendinginkan kopling serta komponen lain di dalam transmisi. Penggantian oli secara berkala sangat penting karena oli yang sudah kotor atau aus tidak lagi mampu melumasi dan mendinginkan komponen transmisi dengan baik, yang dapat menyebabkan keausan pada kopling dan komponen lainnya.
Interval Penggantian Oli
- Oli Kopling Basah: Disarankan untuk mengganti oli DCT setiap 40.000 hingga 60.000 km, atau sesuai dengan rekomendasi pabrikan kendaraan. Namun, jika kendaraan sering digunakan dalam kondisi berat, seperti lalu lintas padat atau medan berbukit, penggantian oli lebih sering mungkin diperlukan.
- Pemeriksaan Kualitas Oli: Sebelum mencapai batas jarak tempuh penggantian oli, lakukan pemeriksaan rutin terhadap kualitas oli. Jika oli terlihat keruh atau berbau terbakar, segera ganti oli tersebut.
Prosedur Penggantian Oli
- Penggunaan Oli Khusus DCT: Gunakan oli transmisi yang direkomendasikan oleh pabrikan kendaraan, karena oli DCT memiliki spesifikasi khusus untuk menangani suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh sistem kopling ganda.
- Servis di Bengkel Profesional: Karena proses penggantian oli pada DCT berbeda dengan transmisi otomatis konvensional, disarankan untuk melakukan servis ini di bengkel yang memiliki teknisi berpengalaman dalam menangani DCT.
2. Perawatan Kopling DCT
Kopling Kering (Dry Clutch DCT)
Pada kopling kering, komponen kopling tidak dilumasi oleh oli, sehingga lebih rentan terhadap keausan jika tidak dirawat dengan baik. Untuk menjaga kopling tetap awet:
- Hindari Penggunaan Berlebihan dalam Lalu Lintas Padat: Berhenti-dan-jalan dalam lalu lintas padat dapat mempercepat keausan kopling kering karena kopling lebih sering terhubung dan terputus.
- Hindari Penggunaan Agresif: Percepatan dan pengereman yang terlalu agresif juga dapat mempercepat keausan kopling, terutama pada kopling kering.
- Kalibrasi Kopling: Jika transmisi DCT mulai menunjukkan gejala perpindahan gigi yang kasar, kopling mungkin memerlukan kalibrasi ulang. Ini harus dilakukan oleh bengkel yang ahli dalam perawatan DCT.
Kopling Basah (Wet Clutch DCT)
Pada kopling basah, komponen kopling direndam dalam oli, sehingga lebih tahan terhadap panas dan gesekan. Namun, meski lebih tahan lama, kopling basah juga memerlukan perawatan:
- Penggantian Oli Kopling Secara Berkala: Pastikan oli kopling diganti secara berkala untuk menjaga kemampuan pelumasan dan pendinginan kopling. Kualitas oli yang buruk dapat menyebabkan overheating dan memperpendek umur kopling.
- Pemeriksaan Kebocoran Oli: Pastikan tidak ada kebocoran oli pada sistem transmisi, karena kekurangan oli dapat menyebabkan kopling dan komponen lain menjadi panas berlebih dan cepat aus.
3. Pembaruan Perangkat Lunak Transmisi (Software Update)
DCT sangat bergantung pada perangkat lunak untuk mengatur perpindahan gigi dan koordinasi antara dua kopling. Pabrikan mobil secara rutin merilis pembaruan perangkat lunak untuk memperbaiki bug atau meningkatkan kinerja transmisi.
Keuntungan Pembaruan Perangkat Lunak
- Perbaikan Masalah Perpindahan Gigi: Jika Anda mengalami perpindahan gigi yang tidak mulus atau delay dalam perpindahan gigi, pembaruan perangkat lunak sering kali dapat memperbaiki masalah ini.
- Peningkatan Kinerja: Pembaruan software juga bisa meningkatkan responsivitas transmisi dan membuat perpindahan gigi lebih halus.
Bagaimana Mendapatkan Pembaruan
Pembaruan perangkat lunak biasanya dilakukan di bengkel resmi atau dealer mobil. Pastikan untuk mengikuti rekomendasi pabrikan terkait pembaruan ini, terutama jika ada pemberitahuan dari pabrikan tentang masalah atau recall pada transmisi.
4. Pemeriksaan Sistem Pendingin
Kopling dan komponen lain pada DCT, terutama kopling basah, menghasilkan panas yang cukup tinggi saat bekerja. Oleh karena itu, sistem pendingin pada transmisi harus selalu berfungsi dengan baik.
Cek Radiator dan Cairan Pendingin
- Pastikan Cairan Pendingin Cukup: Sistem pendingin yang berfungsi dengan baik akan menjaga suhu transmisi tetap stabil. Pastikan cairan pendingin berada pada level yang cukup dan tidak terjadi kebocoran.
- Pemeriksaan Kondensor Pendingin: Pada beberapa kendaraan, terdapat kondensor atau radiator kecil khusus untuk transmisi. Pemeriksaannya sangat penting untuk mencegah overheating pada transmisi.
Perawatan Lain untuk Mencegah Overheating
- Hindari Penggunaan Berlebihan dalam Kondisi Berat: Jika sering menggunakan kendaraan dalam kondisi berat seperti tanjakan atau lalu lintas padat, hindari penggunaan yang berlebihan untuk mencegah overheating pada transmisi.
- Pasang Pendingin Eksternal (Jika Diperlukan): Pada beberapa mobil, pemasangan pendingin transmisi eksternal dapat membantu mendinginkan transmisi lebih baik, terutama jika mobil sering digunakan dalam kondisi berat.
5. Pemeriksaan Komponen Elektronik
DCT sangat bergantung pada berbagai sensor dan modul kontrol elektronik untuk berfungsi dengan baik. Masalah pada sensor atau modul elektronik dapat menyebabkan berbagai masalah pada transmisi, seperti perpindahan gigi yang tidak mulus atau gagal bekerja.
Pemeriksaan Diagnostik Rutin
- Cek Sensor dan Modul: Lakukan pemeriksaan diagnostik rutin pada sensor transmisi, seperti sensor kecepatan dan sensor posisi gigi. Sensor yang rusak dapat memicu kesalahan pada perpindahan gigi.
- Lampu Peringatan Transmisi: Jika lampu peringatan transmisi menyala di dasbor, segera lakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebabnya.
Penggantian Sensor yang Rusak
Jika ditemukan sensor yang rusak, segera ganti komponen tersebut untuk mencegah masalah lebih lanjut pada transmisi.
6. Gaya Berkendara yang Tepat
Cara Anda mengemudi sangat memengaruhi umur komponen pada DCT, terutama kopling. Dengan menerapkan gaya berkendara yang tepat, Anda bisa memperpanjang umur transmisi.
Tips Mengemudi untuk DCT
- Hindari Setengah Kopling: Pada saat berhenti di lampu merah atau di kemacetan, hindari menahan kendaraan pada setengah kopling (menginjak gas sambil menahan rem). Ini bisa mempercepat keausan kopling.
- Gunakan Mode Manual di Jalan Menurun: Saat menuruni bukit atau dalam kondisi jalan yang menurun, gunakan mode manual untuk menahan kecepatan kendaraan. Ini akan mengurangi tekanan pada sistem kopling.
- Akselerasi yang Halus: Hindari akselerasi agresif yang dapat menyebabkan kopling bekerja lebih keras dan aus lebih cepat.
Perawatan Dual Clutch Transmission (DCT) memerlukan perhatian pada beberapa aspek utama seperti penggantian oli, perawatan kopling, pembaruan perangkat lunak, pemeriksaan sistem pendingin, dan pemeriksaan elektronik. Dengan melakukan perawatan yang tepat dan menjaga gaya berkendara yang sesuai, transmisi DCT dapat berfungsi dengan baik dan memiliki umur yang panjang. Servis rutin di bengkel profesional yang memahami teknologi DCT sangat penting untuk memastikan setiap komponen bekerja optimal, serta mencegah masalah-masalah yang bisa timbul di masa mendatang.
Kesimpulan
Dual Clutch Transmission (DCT) menawarkan solusi transmisi yang unggul dengan perpindahan gigi yang cepat dan mulus, serta efisiensi tenaga yang lebih baik dibandingkan sistem transmisi konvensional. Teknologi ini memberikan kombinasi terbaik antara kenyamanan berkendara ala transmisi otomatis dan presisi yang biasanya hanya ditemukan pada transmisi manual. Hal ini menjadikan DCT pilihan utama bagi pengendara yang mengutamakan performa tinggi tanpa mengorbankan efisiensi bahan bakar.
Dengan perawatan yang tepat, Dual Clutch Transmission dapat memberikan pengalaman berkendara yang optimal dan bertahan dalam jangka panjang. Bagi para pecinta mobil yang mendambakan akselerasi cepat, perpindahan gigi halus, dan kontrol maksimal, DCT adalah pilihan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan berkendara modern. Keunggulan teknologi ini menjadikannya solusi ideal bagi mereka yang mencari keseimbangan antara kecepatan, efisiensi, dan kenyamanan di jalan.
Ayo periksa di bengkel mobil rest area. Dengan melakukan servis di Bengkelly, Anda akan medapatkan pelayanan yang menarik. Dengan mekanik yang andal kendaraan Anda akan kembali tampil lebih prima saat digunakan. Untuk infromasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi 021 5080 8195 (Head Office) dan +62 856-0490-2127 (WhatsApp). Anda juga bisa Download Aplikasi Bengkelly di Playstore untuk informasi mengenai booking service dan seputar layanan Bengkelly.
1 Komentar
[…] DCT adalah jenis transmisi yang menggunakan dua kopling terpisah untuk mengontrol dua set gigi. Satu kopling mengatur gigi genap, sementara yang lainnya mengatur gigi ganjil. […]
Comments are closed.